Rabu, 23 Januari 2013

Syahrul Yasin Limpo Kembali Berjaya di Sulawesi Selatan

Makassar-Intelijen(22-01-2013)-Pasangan incumbent Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’- mang (Sayang) meraih kembali mandat rakyat Sulsel untuk memimpin daerah ini hingga lima tahun ke depan.

Berdasar hasil penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel, pasangan nomor urut 2 ini memenangkan pertarungan di 15 kabupaten/ kota dengan total perolehan suara di atas 52%.Dari 24 kabupaten/ kota di Sulsel, pasangan Sayang kalah di 9 daerah. Rival terkuatnya, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA),unggul di 8 kabupaten/ kota.

Pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) hanya menang di Sinjai, kabupaten yang dia pimpin selaku bupati. Berdasar hasil quick count yang dirilis Celebes Research Center (CRC),pasangan incumbent meraih kemenangan 53,22%, IA 41,04%, dan Garuda- Na 5,74%. “Datanya sudah 100% dari sampel 600 sampel TPS yang dilakukan secara acak di semua kabupaten/ kota,”kata Direktur CRC Herman Heizer di Makassar,tadi malam.

Hasil quick count yang dirilis lembaga survei lainnya tidak jauh beda dengan hasil akhir CRC.Bahkan sama dengan hasil akhiryangdirilisJaringanSuara Indonesia (JSI).Lembaga survei yang bekerja sama dengan SUN TV Makassar ini mengunggulkan Sayang 53,05%, IA meraih 41,41%,danGaruda-Na hanya 5,54%.Survei dengan mengambil sampel 330 responden diklaim hanya memiliki1% margin error dari hasil penghitungan suara KPU nantinya.

Adhyaksa Supporting House juga menempatkan Sayang di nomor satu dengan perolehan suara tetap 53,92%.Hanya, IA turun 1 % di banding lembaga survei lain dengan perolehan suara 40,16%.Adapun Garuda- Na bertahan dengan angka 5,92%. Adhyaksa mengambil sampel sebanyak 405 TPS dengan margin error 1%. Citra Publik Indonesia (CPI) juga memenangkan Sayang, namun angkanya bergeser 1% dibanding lembaga survei lain, yakni 52,87%.

Pasangan IA bertahan dengan suara 41,54%, dan Garuda-Na di nomor buncit sebanyak 5,59%. CPI menggunakan 300 sampel dengan margin error 1%. Dari hasil quick count yang dirilis CRC kemarin, Sayang unggul 15 daerah. Masing-masing, Bantaeng, Barru, Bulukumba, Enrekang,Gowa, Jeneponto, Selayar,Takalar,Luwu Timur, Pinrang, Sidrap, Soppeng, Tana Toraja,Toraja Utara, dan Parepare. Sementara penantangnya, Ilham-Aziz, mencuri kemenangan di delapan daerah.

Masing-masing, Makassar, Bone, Luwu, Luwu Utara,Palopo, Wajo,Pangkep,Maros.Khusus Garuda-Na,hanya menguasai Kabupaten Sinjai. Direktur CPI Hanggoro Doso mengatakan,salah satu faktor utama yang membuat Sayang kembali memenangkan pilgub karena realisasi programnya selama periode pertama.“Kemenangan Sayang karena pendidikan dan kesehatan gratis yang diterima masyarakat di periode pertama.

Sejak setahun lalu, Sayang memang selalu unggul di survei,”katanya saat menggelar jumpa pers,kemarin. Banyaknya serangan black campaign yang selama ini ternyata tidak berpengaruh. Serangan tersebut dinilai tidak cukup mampu mengubah keunggulan Sayang. “Attacking dan iklan ke Sayang ternyata tidak cukup mengubah keadaan. Publik Sulsel sudah cukup cerdas, salah satunya dengan tidak dikedepankannya sentimen kesukuan,” katanya.

Menurutnya, meski Bugis mayoritas di Sulsel, hal itu tidak menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih, terbukti dengan penyebaran suara yang hampir merata. Meski demikian, Hanggoro menilai IA banyak mendapatkan kemenangan di daerah perkotaan. Hal ini dinilainya tidak lepas dari faktor media yang juga banyak memberikan dukungan kepada IA.“Media memang agak cenderung ke IA sesuai analisis kami.

Sehingga kemungkinan faktor itu yang membuat IA banyak menang di daerah perkotaan karena pembaca koran biasanya di kota yang lebih banyak,”jelasnya. Peranan pemilih tradisional dinilainya juga masih terlihat pada hasil quick counttersebut. Sayang masih unggul di selatan Sulsel dengan memenangkan Gowa,Takalar,Jeneponto,Bantaeng, dan Bulukumba.

Sedangkan IA mampu unggul di Luwu yang dikenal sebagai basis pemilih tradisional wakilnya Aziz Qahhar Mudzakkar dan di Bone yang menjadi tempat kelahiran Ilham.Hanggoro juga melihat jika program yang ditawarkan IA yakni 9 bebas tidak mampu membawa suara signifikan untuk mengungguli Sayang. Wakil Direkutr JSI Fajar S Taman mengatakan, survei Sayang seminggu sebelum pencoblosan hanya sebesar 49% lebih.

Namun, menurutnya sebuah kejutan karena Sayang mampu mencapai angka 53%. “Biasanya kandidat turun dari survei terakhir, tapi ternyata naik dan itu menandakan ada pergerakan yang cukup efisien untuk pasangan nomor urut dua,“ jelasnya. Incumbent Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pencapaian tersebut adalah bentuk peradilan rakyat bagi dirinya selama lima tahun.

“ Saya yakin hasil yang dicapai bukan rekayasa, atau akrobatik politik,atau bentuk kecurangan. Ini hasil kerja keras yang dinilai masyarakat,“ katanya. Menurut Syahrul, perhitungan cepat ini baru menjadi orientasi awal kemenangan dan pihaknya tetap menunggu hasil perhitungan KPU sesuai perundang-undangan.“Kemenangan ini bukan hanya kemenangan Syahrul semata melainkan ini juga merupakan kemenangan rakyat.

Kemenangan kita semua.Kebetulan kami yang dipilih masyarakat 52% lebih,”jelasnya. Syahrul juga berpesan kepada seluruh timnya untuk tidak melakukan eforia dengan hasil hitung cepat tersebut.Dia meminta timnya tidak terpancing jika ada pihak yang ingin merusak suasana pilgub.“Pesan saya yang menang tidak boleh sombong. Kalau pulang sebarkan senyum, agar semua orang merasakan kemenangan itu,” kata Syahrul saat menyapa pendukungnya di depan SYL Media Center,kemarin.

 Ilham Tunggu Hasil Penghitungan Ulang

Kendati sejumlah lembaga survei sudah memastikan pasangan incumbent Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’- mang (Sayang) unggul diatas 10% berdasarkan penghitungan cepat,namun Ilham Arief Sirajuddin, belum angkat tangan. Ilham yang maju berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar itu,mengaku tetap menghormati hasil penghitungan cepat. Akan tetapi, harapannya untuk memenangkan pertarungan, belum sepenuhnya habis.

Alasannya, selain real count internalnya yang data sementaranya hingga tadi malam,masih menempatkan di atas, juga keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang meminta adanya penghitungan ulang di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Saya menghormati hasil lembaga survei. Namun, hal itu bukan sepenuhnya menjadi penentu,karena kami masih tunggu hasil akhirnya penghitungan semua TPS, terutama yang diulang,”tandas Ilham saat memberikan keterangan pers,di kediaman orang tuanya di Jalan Maipa Makassar, tadi malam.

Sekadar diketahui, di beberapa TPS dilakukan penghitungan ulang kembali,menyusul keputusan KPU yang mengesahkan kertas suara yang tercoblos secara sinetris, atau tusukannya tembus hingga bagian depan.Sebelum disahkan, beberapa kertas suara yang tertusuk akibat tidak dibuka semua lipatannya oleh warga dinyatakan batal oleh petugas TPS.

Hanya saja, pembatalan itu diralat kembali,dengan pertimbangan sepanjang coblosannya tidak mengenai dua gambar kandidat, hal itu menjadi masalah. Atas pertimbangan itu, Ilham tetap berkeyakinan bila hasil akhirnya akan berbeda dengan quick count,dengan alasan kertas suara yang banyak dibatalkan sebelumnya akibat coblos sinetris,diklaim banyak yang memilihnya. “Nanti setelah ada penghitungan ulang itu kita akan lihat.Kalau memang data-datanya tetap kami yang kalah, maka tentu kita harus menerima kekalahan.Tapi sekali lagi, kami belum sepenuhnya menerima hasil quick count, karena alasan itu tadi,” tambah Ilham.

Rudi: Kemenangan Rakyat

Meski protes atas banyaknya temuan praktik politik uang, Andi Rudiyanto Asapa menilai kemenangan di Pilgub Sulsel adalah kemenangan rakyat. Dia juga tidak mempersoalkan hasil hitung cepat semua lembaga survei yang menempatkannya di nomor buncit dengan perolehan suara 5%. “Saya hargai quick count, tapi Garuda- Na punya real count, dan nantinya akan diolah, dan tetap menunggu keputusan dari KPU sebagai lembaga resmi,” jelas Rudi.

Bupati Sinjai dua periode tersebut mengatakan, siapa pun yang terpilih adalah pilihan dan kemenangan masyarakat Sulsel,karena hal itu merupakan bentuk dari demokrasi. Hanya saja,dia menyayangkan adanya praktik politik uang pada detik-detik pencoblosan. Bagi Rudi, penegakan demokrasi yang baik adalah penegakan hukum yang baik. Karena itu, dia meminta Panwaslu dan kepolisian mengusut tuntas pelanggaran tersebut.

Jika terbukti, dan siapa pun yang terpilih terbukti melakukan pelanggaran pilgub harus diturunkan, meskipun sudah terpilih.“ Ada yang sampai dibayar Rp5 juta per suara, dan ini memang ada buktinya bukan mencurigai. Tadi malam (kemarin) itu betapa banyaknya uang yang beredar di Sulsel, sampai mengalahkan Jakarta. Saya berharap, siapa pun yang berbuat demikian,agar mengakui dosanya,”ujar Rudi. Dia juga menghimbau kepada pendukungnya agar tetap tenang, dan bekerja seperti biasa, sambil menunggu keputusan resmi. arif saleh/ jumardin akas/rahmi djafar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar